Jumat, 27 Januari 2012

Toxoplasma ditularkan oleh sapi, anjing, ayam, burung, kucing, domba, tikus, babi, dsb.


1. Toxoplasma dalam Angka (Hewan & Manusia)

Gambar Parasit
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma atau Toxoplasma Gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa.
Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.

Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma, dan otomatis dapat menjadi hewan yang menularkan toxoplasma. Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, anjing, hamster, burung, tikus, domba, kuda, kucing, ayam, babi, dsb dapat terinfeksi toxoplasma, otomatis dapat menularkannya.
Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dsb juga dapat terinfeksi toxoplasma.

Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma, laki-laki dan perempuan, baik muda ataupun tua dapat terinfeksi toxoplasma.

Toxoplasma tersebar luas di seluruh dunia. Setidaknya 1/3 populasi penduduk dunia pernah terinfeksi toxoplasma walaupun tidak menunjukan gejala terinfeksi toxoplasma.

Sekitar 80 % wanita Perancis yang hamil, pernah terinfeksi toxoplasma sebelum kehamilan tersebut terjadi. Tingginya persentase ini berhubungan dengan gaya hidup orang Perancis yang senang mengkonsumsi makanan yang dimasak setengah matang.

Penularan toxoplasma dari ibu ke janin anak, bisa berakibat fatal. Di Jerman, sekitar 2500 anak setiap tahun menderita akibat infeksi toxoplasma ini.

Berikut ini adalah frekuensi toxoplasmosis pada beberapa hewan yang pernah diteliti di Hongkong, Taiwan, Jakarta, dan Kalimantan Selatan.

NoTempatHewanFrekuensiPeneliti
1Hongkong- Babi
- Anjing
70,6 %
29.4 %
Ludlam Chabra
2Taiwan- Babi
- Kucing
30.5 %
27.7 %
Dufee
3Jakarta- Babi
- Anjing
- Kucing
28,0 %
76.5 %
77.7 %
Koesharyono & Gandahusada
4Kalimantan Selatan- Kambing
- Kucing
60,7 %
40,3 %
Dufee


Hewan yang terinfeksi atau pernah terinfeksi toxoplasma akan menghasilkan antibodi terhadap toxoplasma tersebut. Berikut ini hasil penelitian antibodi terhadap toxoplasma pada beberapa hewan di Amerika Serikat.

NoHewan% positif
1Anjing59 %
2Kambing48 %
3Sapi47 %
4Kucing34 %
5Babi30 %


Frekuensi Toxoplasmosis Pada Penduduk di Berbagai Daerah Indonesia

NoTempatFrekuensiPenelititahun
1Kalimantan barat3 %Cross1976
2Sulawesi tenggara8 %Clark1973
3Sulawesi utara8 %--
4Sumatera utara9 %Cross1975
5Surabaya9 %Yamamoto1970
6Jawa tengah10 %Cross1975
7Jawa barat20 %-1973
8Kalimantan selatan31 %--
9Ujung pandang60 %Rasiyanto1976

(drh. Neno Waluyo S, 2007)

Referensi :
    • Hiswani, Toxoplasmosis penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2003
    • Ressang A.A. Patologi Khusus Veteriner, IFAD Project, Bali 1984.
    • Schurrenberger, P.R. dan William, T.H. Dchtisar Zoonosis Penerbit ITB, Bandung, 1991.
    • Partodihardjo, S. Ilmu Reproduksi Hewan, Penerbit Mutiara. Jakarta, 1980.
    • Priyana, A Oesman P, Kresno SB. Toxoplasmosis Medika No. 12 tahun 14, 1988: 1164-1167.
    • Jacquier Patrick. http://www.roche.com.
    • Dsb-nya.


2. Cara Penularan Toxoplasma pada Manusia dan Hewan
serta Apa Akibatnya, Bagaimana Gejalanya ?

Apakah Toxoplasma dan Toxoplasmosis itu ?
Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Jadi Toxoplasma bukan virus, melainkan parasit.

Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma.
Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.
Hewan apa saja yang dapat menularkan toxoplasma ke manusia ?
Semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma kepada manusia.

Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, kucing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Bagaimana Manusia dapat Tertular Toxoplasma ?
Terdapat 2 cara manusia dapat tertular Toxoplasma, yaitu :
  • CARA PENULARAN PERTAMA :

    Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup.

    Yang dimaksud adalah : Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan sempurna, dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.
  • CARA PENULARAN KEDUA

    Cara penularan kedua adalah manusia "tanpa sengaja" menelan/memakan telur/kista toxoplasma.

    Hal ini dapat terjadi bila manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA DICUCI dengan bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur toxoplasma (biasa disebut kista toxoplasma).

    Bisa juga terjadi bila manusia setelah berkebun, tidak mencuci tangannya dengan bersih, kemudian memakan sesuatu. Padahal ditangannya menempel telur/kista toxoplasma, dan toxoplasma tersebut menempel di makanan yang dipegangnya.

    Penularan seperti ini peluangnya relatif kecil, namun demikian tidak boleh diabaikan.

    Untuk mencegahnya, tentu saja membiasakan diri untuk mencuci bersih buah-buahan atau sayuran tersebut sebelum dimakan. Kemudian setelah berkebun, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan bersih.
  • CARA PENULARAN KETIGA

    Cara penularan ketiga adalah melalui transplantasi organ tubuh manusia.

    Hal ini dapat terjadi bila organ tubuh yang ditransplantasi terinfeksi parasit toxoplasma dalam keadaan hidup. Namun sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah terjadi) penularan yang seperti ini, karena umumnya organ tubuh tersebut telah diperiksa dengan seksama oleh dokter. Walaupun peluangnya nyaris nol (kecil sekali), tetap tidak boleh diabaikan.

Jadi, secara ringkas bahwa penularan toxoplasma terjadi jika manusia "memakan/menelan" toxoplasma dalam keadaaan hidup.

Terdapat 3 bentuk toxoplasma yang dimaksud, yaitu berupa Bradizoit (Bradyzoite atau tissue cyst), Takizoit (Tachyzoite), dan kista/telur toxoplasma (Oocyst).


Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?
Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak, dsb, namun sekali lagi ini jarang terjadi.
Apa akibat toxoplasma pada hewan
Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis (ringan dan tidak menunjukkan gejala sama sekali). Namun pada infeksi yang parah dapat menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing atau hewan lainnya
Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia
Secara umum akibat toxoplasma jarang sekali, dan hanya terjadi pada infeksi akut toxoplasma.

Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi akut toxoplasma menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.

Pada wanita, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus-menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma.

Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma dapat berada di otak janin yang menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus). Namun perlu diingat, penyebab hidrocephalus (ukuran kepala yang besar dan berisi cairan) ada banyak sekali, salah satunya adalah toxoplasma,

Referensi : drh. Neno Waluyo S.


3. Cara Mencegah Toxoplasma

Pencegahan secara umum

  • Segera periksakan diri anda, apakah positif toxoplasma atau tidak. Terutama para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah bisa dilakukan di beberapa laboratorium diagnostik seperti Prodia. Konsultasikan hal ini dengan dokter anda.
  • Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajad celcius.
  • Cuci tangan dan semua peralatan dengan sabun, setelah anda mengolah (memotong) daging.
  • Cuci buah-buahan dan sayuran dengan bersih.
  • Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum anda makan sesuatu.
  • Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah yang terkontaminasi toxoplasma adalah sumber infeksi yang potensial.

Pencegahan pada Ibu hamil

Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin sbb :

  • Binatang/hewan piaraan yang ada di rumah (anjing, kucing, hamster, domba, dsb) segera bawa ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang peliharaan anda terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif ataukah tidak.
  • Apabila hewan piaraan tersebut terlihat sakit, mungkin masih dalam masa penularan selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ke tempat penitipan binatang, sampai hewan tersebut sembuh.
  • Jangan berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang peliharaan anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang peliharaan anda memburu mangsanya sendiri di luar rumah.
  • Karena anda sedang hamil, maka jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk membersihkan kandang kucing setiap hari.
  • Hindari mengkonsumsi daging mentah maupun daging setengah matang.
  • Hindari minum susu yang belum disterilkan.
  • Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda konsumsi.
  • Segeralah konsultasi ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit toksoplasma.


Pencegahan pada hewan peliharaan

  • Periksakan hewan peliharaan/kesayangan anda ke dokter hewan, dan mintalah untuk dites khusus toxoplasma, sehingga mengetahui apakah hewan peliharaan anda (anjing, kucing, hamster, domba, dsb) terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif ataukah tidak.
  • Hewan yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat yang diberikan biasanya berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan dokter hewan anda.
  • Jangan berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang peliharaan anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang peliharaan anda memburu mangsanya sendiri di luar rumah.
  • Hewan peliharaan yang mengkonsumsi makanan komersial berupa makanan kering atau kalengan dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan pernah terinfeksi toxoplasma.
  • Bersihkan kotak litter pasir/kotoran hewan peliharaan anda setiap hari.
  • Cegah hewan peliharaan anda kontak dengan hewan liar atau hewan lain di luar rumah anda, kecuali anda sudah mengetahui kesehatan hewan lain tersebut.
  • Selalu jaga kebersihan dan kesehatan hewan kesayangan anda.

Referensi : drh. Neno Waluyo S.


4. Pemeriksaan Laboratorium Toksoplasma pada Kehamilan

Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.

Siapa saja yang perlu diperiksa Toxoplasma ?
    • Wanita yang akan hamil.
    • Wanita yang baru hamil atau yang sedang hamil (khususnya bagi yang sebelumnya belum pernah hamil, atau yang hasil sebelumnya adalah negatif (tidak terinfeksi)).
    • Bayi baru lahir yang ibunya positif terinfeksi toksoplasma pada saat hamil.
    • Penderita yang diduga terinfeksi toksoplasma.

Bagaimana mengenali Gejala Infeksi Toxoplasma ?
Pada umumnya infeksi ini tidak menunjukkan gejala, kalaupun ada, gejalanya tidak khas/spesifik, sehingga sering dokter atau yang bersangkutan tidak mengenalinya.

Adakah cara lain untuk mendiagnosa infeksi ini ?
Ada. Diagnosa sangat tergantung pada pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium :
    • Pemeriksaan parasit secara langsung : rumit, tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
    • Pemeriksaan antibodi spesifik Toxoplasma : IgG, IgM dan IgG affinity.

Apakah IgM dan IgG Toxoplasma ?
    • IgM adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi Toxoplasma.
    • IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi.

Apakah IgG affinity itu ?
Adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgG dengan organisme penyebab infeksi.

Apa manfaat IgG affinity ?
    • Pada keadaan IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan IgG avidity untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil
    • Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yang terjadi pada saat ibu hamil yang berbahaya, khususnya pada TriMester I
    • Perlu diketahui kapan pemeriksaan dilakukan pada kehamilan.

Tes toksoplasma apa saja yang perlu dilakukan ?
idealnya :
    • Sebelum hamil, tes IgG.
    • Saat hamil, sedini mungkin (bila belum pernah atau hasil sebelumnya negatif) IgG dan IgM Toxoplasma.
    • Bila hasil negatif, diperlukan pemantauan setiap 3 bulan pada sisa kehamilan


Bagaimana Interpretasinya (Mengartikannya) ?

a. bila IgG (-) dan IgM (+)
    • Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi.
    • Harus diperiksa kembali 3 mgg kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+).
    • Bila tidak berubah, maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma.

b. bila IgG (-) dan IgM (-)
    • Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi.
    • Bila sedang hamil, perlu dipantau setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda).
    • Lakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi.

c. bila IgG (+) dan IgM (+)
    • Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM nya masih terdeteksi (persisten=lambat hilang).
    • Oleh sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil.

d. bila IgG (+) dan IgM (-)
    • Pernah terinfeksi sebelumnya.
    • Bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksi nya terjadi sudah lama (sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi.
    • Bila ada pertimbangan lain, Dr anda akan meminta izin untuk pemeriksaan lanjutan sesuai kebutuhan.

Rangkuman
    • Toxoplasmosis berbahaya bagi janin bila ibu terinfeksi pada saat hamil, khususnya pada Trimester I
    • Gejalanya tidak spesifik' perlu pemeriksaan laboratorium
    • Pemeriksaan awal kehamilan
      • Bila IgG & IgM negatif, hindarilah sumber infeksi yang dapat menyebabkan ibu tertulat dan selanjutnya perlu dilakukan pemantauan sepanjang kehamilan.
      • Bila IgG dan IgM positif belum tentu terinfeksi ' tes lanjutan IgG avidity ' dpt memperkirakan kapan infeksi terjadi (sebelum atau pada saat hamil)
    • Dengan deteksi sedini mungkin dokter dapat segera memberikan pengobatan/ melakukan tindakan yang diperlukan.

Referensi : drh. Neno Waluyo S.


5. Perkembangan Toxoplasma selama 100 tahun terakhir

Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan.

Ada ribuan referensi yang memuat berbagai hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Beberapa sejarah dan penemuan yang penting dirangkum pada bagian di bawah ini.

Penemuan mengenai agen toxoplasma gondii
    • 1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia. Protozoa ditemukan pada seekor kelinci di Brasil
    • 1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan
    • 1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.
    • 1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.
    • 1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi Manusia dan hewan terbukti sama
    • 1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti hidrocephalus mulai diketahui

Bentuk (morfologi) dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii

Tachyzoit (tropozhoite, bentuk proliferatif)
    • 1973 Istilah tachyzoit diusulkan.
    • 1954 struktur internal toxoplasma mulai diketahui
    • 1958 Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan. Endodyogeny adalah salah satu cara protozoa memperbanyak diri dengan cara aseksual

Kista jaringan, Bradyzoit,Cystozoit
    • 1928 Kista toxoplasma mulai diketahui
    • 1951 struktur kista dideskripsikan
    • 1962 struktur internal kista dideskripsikan
    • 1973 istilah bradyzoit mulai diperkenalkan
    • 1988 istilah kista jaringan mulai diperkenalkan
    • 1960 Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim pencernaan
    • 1976 Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai diketahui
    • 1998 biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara lengkap

Fase entroepithelial (pada usus kucing)
    • 1970 fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan ultrastruktur ookista mulai dideskripsikan
    • 1972 Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui

Transmisi/Cara penyebaran toxoplasma

Kongenital (sejak/melalui kandungan)
    • 1939 penularan saat masih dala kandungan diketahui
    • 1959 transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak berikutnya
    • 2008 penularan melali kandungan juga diketahui pada hewan besar seperti rusa ekor putih

Melalui daging (Carnivorism) inang antara (intermediate host)
    • 1954 muncul ada dugaan penularan toxoplasma melalui daging
    • 1965 Kasus penularan toxoplasma melalui daging ditemukan pada manusia

Melalui bahan yang tercemar feces kucing yang mengandung ookista(rute fecal-oral)
    • 1965 Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus menujukkan adanya fase coccidian (enteroepitel) toxoplasma
    • 1970 Fase Coccidian terbukti
    • 1970 inang definitif dan inang antara penyebaran toxoplasma diketahui, termasuk penyebaran ookista oleh kucing
    • 1979 wabah toxoplasma akibat ookista yang tertelan melalui mulut dan terhisap bisa dijelaskan

Genetika dan perbedaan genetik strain Toxoplasma gondii
    • 1980 Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan
    • 1991 Perbedaan isoenzyme digunakan untuk membedakan strain Toxoplasma gondii.
    • 1992 Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe
    • 2006 strain toxoplasma nasional, benua, antar benua dan pandemi bisa dibedakan
    • 2005 genome toxoplasma gondii didokumentasikan

Kekebalan dan perlindungan terhadap toxoplasma
    • 1942 Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan
    • 1948 Antibodi diketahui bisa membunuh toxoplasma yang hidup diluar sel, tetapi tidak bisa membunuh toxoplasma yang berada di dalam sel
    • 1967 kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan melalui antibodi
    • 1988 Gama Interferon merupakan sitokin utama yang berperan dalam kekebalan terhadap toxoplasma
    • 1991 Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa didefinisikan

Toxoplasmosis pada manusia

Kongenital (sejak kandungan)
    • 1939 Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama terbukti.
    • 1942 Empat Tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus atau microcephalus, chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral)

Dapatan
    • 1940 Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan
    • 1941 Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak
    • 1956 Limfadenopati(pembesaran kelenjar getah bening ) diakui sebagai gejala toxoplasmosis yang paling sering
    • 1983 Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis.

Infeksi kronis
    • 1946 Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan infeksi kronis

Toksoplasmosis pada hewan lain
    • 1910 Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing
    • 1955 Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine Distemper Virus dipengaruhi klinis toksoplasmosis
    • 1957 Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan
    • 1988 Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis
    • 2000 Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia laut seperti berang-berang laut

Diagnosa Toxoplasma
    • 1948 Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test
    • 1968 Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM dalam darah tali pusar
    • 1980 uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT)
    • 1995 validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit sebagai standar
    • 1989 Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T. gondii

Pengobatan
    • 1942 Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii
    • 1953 Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides terhadap pembelahan takizoit
    • 1957 asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan sulfadiazin dan pirimetamin
    • 1957 Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic
    • 1973 Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-toxoplasmic

Pencegahan dan kontrol
    • 1973 pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita hamil dimulai di Austria dan Prancis untuk mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital
    • 1972 Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-langkah yang dianjurkan untuk mencegah infeksi toxoplasma melalui ookista
    • 1986 kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam daging oleh memasak, pembekuan, dan iradiasi dibangun
    • 1995 Cara-cara produksi Hewan ternak yang baik dikembangkan untuk mengurangi infeksi T. gondii pada hewan ternak

Vaksinasi
    • 1983 Vaksin untuk mengurangi kerugian janin pada domba dikomersialisasikan Wilkins dan O'Connell
    • 1984 Ts-4 vaksin untuk inang antara
    • 1991 T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari usus kucing

oleh : drh. Neno Waluyo S

referensi :
The History of Toxoplasma gondii - The First 100 Years. JITENDER P. DUBEY1. United States Department of Agriculture, Agricultural Research Service, Animal and Natural Resources Institute, Animal Parasitic Diseases Laboratory, Building 1001, Beltsville, Maryland 20705-2350.
OPPORTUNISTIC INFECTIONS: Toxoplasma, Sarcocystis, and Microsporidia edited by David S. Lindsay and Louis M. Weiss.
6. Pemahaman lebih dalam tentang
Parasit Toxoplasma Gondii

Gambar Parasit Toxoplasma Gondii

Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup toxoplasma, memegang peranan sangat penting dalam proses infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu Ookista (Oocyst), Bradizoit (Bradyzoite) dan Takizoit (Tachyzoite). Sebagian besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini.

Bradizoit dan takizoit (keduanya kadang disebut cysts) adalah bentuk toxoplasma yang terdapat dalam tubuh sebagian besar hewan dan manusia.

Gambar Ookista (Oocyst) Gambar Bradizoit (Bradyzoite)
atau tissue cyst
Gambar Takizoit (Tachyzoite)
yang menginfeksi tikus

Gambar Toxoplasma Gondii Takizoit (Tachyzoite)

Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa berkembang biak melalui dua cara, yaitu cara seksual (gametogoni) dan akseksual (endodyogeni). Aseksual artinya, toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri. Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di usus kucing. Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing berkembang dan menghasilkan dua sel kelamin berupa makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut melakukan penggabungan inti sel (pembuahan) dan menghasilkan sporogoni yang kemudian di keluarkan melalui feces kucing. Dalam waktu 24 jam Sporogoni yang berada di lingkungan, berkembang menjadi bentuk infektif Ookista. Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan yang lembab dan terlindung dari sinar matahari.

Ookista yang tertelan oleh hewan seperti anjing, domba, tikus, ayam, kambing, sapi, babi, kucing, dsb, kemudian berkembang menjadi Takizoit atau bradizoit dalam sel/jaringan. Ookista akan segera berkembang 18 hari setelah masuk ke dalam tubuh semua mahluk/hewan berdarah panas (sapi, anjing, ayam, burung, kucing, domba, tikus, babi, dsb) dan manusia.

Hewan pemakan daging dan manusia bisa tertular toxoplasma bila memakan daging yang mengandung Takizoit atau Bradizoit yang masih aktif/hidup.

Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup di jaringan/daging. Takizoit akan mulai berkembang 19 hari setelah manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung Takizoit. Sedangkan Bradizoit lebih cepat. Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung bradizoit.

Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. Tachyzoit menempati jaringan otot dan sistem syaraf seperti otak, kemudian berubah menjadi bradizoit. Bradizoit dalam daging yang tidak masak, bila termakan kembali berubah menjadi tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi.

Gambar Siklus hidup dan penularan Toxoplasma Gondii




Sumber :
Tulisan pada halaman ini dari berbagai sumber, antara lain dari kucing.biz dan dari dompi.co.id, flamboyan.co.id, CFI, ICA, CFSI, dsb yang telah disempurnakan (diupdate) isi atau materinya. 
Bila anda ingin mengcopy tulisan maupun gambar2 pada situs ini, silakan saja, tidak masalah, hitung2 turut mencerdaskan masyarakat dan nambah amal plus pahala. Tentu saja jangan lupa mencantumkan sumbernya, rumah kucing Ok, salam kucing

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2010-2012 Rumah Kucing | by Cat Lovers